SUBANG - Indonesia membangun kawasan industri bahan berenergi tinggi
atau peledak (energetic material center /EMC), untuk memenuhi kebutuhan
bahan peledak bagi TNI/Polri.
Pembangunan kawasan di area milik PT Dahana di Kabupaten Subang, seluas
100 hektare itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Subang, Sabtu (4/12).
"Pembangunannya direncanakan selesai pada 2012," kata Menhan dan
menambahkan, EMC akan menjadi pusat penelitian dan pengembangan bahan
berenergi tinggi se-Asia Tenggara.
Di lingkungan tersebut juga akan berdiri beberapa pabrik baru, gudang,
laboratorium, pusat penelitian, dan fasilitas pendukung lainnya. Saat
ini sudah beroperasi beberapa pabrik dan gudang bahan peledak.
"Ada fungsi yang ingin kita kembangkan dari industi bahan peledak
militer dan non militer. Karena ini bahan peledak di bawah industi
strategis, khususnya untuk amunisi dan propelan. Kita sudah klasifikasi
untuk menjadikan area ini sebagai kawasan terpadu industri," tutur
Menhan.
Purnomo mengemukakan, selama ini kebutuhan bahan peledak, amunisi dan propelan, masih tinggi.
"Namun, belum bisa dipenuhi secara mandiri, hanya oleh Dahana, beberapa
perusahaan dan impor. Jika kawasan ini terbangun, diharapkan kita akan
mandiri," katanya.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Pembangunan Usaha PT Dahana Harry
sampurno, mengemukakan pembangunan kawasan itu tidak bertujuan
komersial.
"Tidak ada aspek komersial, misalnya propelan hanya untuk TNI, seperti
amunisi PT Pindad, roket PT DI, isinya kita yang buat," ujarnya. Harry
menambahkan, "Jika ada kegiatan ekspor impor maka itu menjadi kewenangan
Kementerian Pertahanan."
MoA PT.Dahana dan Dislitbang AU
Hari sebelumnya Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro juga
menyaksikan penandatanganan kerja sama (MoA) pengembangan bahan peledak
antara Dinas Litbang TNI AU dan PT Dahana di Tasikmalaya, Jumat (3/12).
Sekretaris Perusahaan PT Dahana Asep Maskandar, dalam jumpa pers setelah
acara itu mengatakan, naskah kerja sama yang penandatanganannya
disaksikan Menhan itu terutama untuk penyempurnaan rancangan dan
sertifikasi satu jenis bom latih pesawat tempur.
Acara di kantor pusat PT Dahana di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, itu juga dihadiri unsur Muspida Kota Tasikmalaya.
Menurut Asep Maskandar, tujuan kedatangan Menhan tesebut untuk membahas
pengembangan industri bahan peledak, terutama dalam kemandirian bahan
peledak untuk pertahanan negara.
"PT Dahana merupakan sakah satu industri strategis BUMN, dan juga
industri pertahanan, yang diharapkan mendukung program pemerintah dalam
revitalisasi `alutsista`," kata Asep.
Kerjasama tersebut, menurut Asep,merupakan tindak lanjut dari MoU antara
PT Dahana dan TNI AU yang sudah disetujui Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada 10 November 2010 dalam pembukaan pameran "Indodefence
2010" di Jakarta.
source : ANTARA
Jumat, 27 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar